1. Mesin Kanan Mati
Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Agus Supriatna mengatakan, berdasarkan investigasi awal, penyebab jatuhnya pesawat Hercules C-130 karena matinya mesin di bagian kanan pesawat.
"Investigasi awal, kemungkinan mesin sebelah kanan pesawat Hercules C-130 mati setelah take off dari Lanud Soewondo, sehingga jatuh di kawasan Jalan Jamin Ginting," ujar Agus Supriatna di Lanud Soewondo, Medan, Sumatera Utara, Kamis 2 Juli 2015.
Agus menerangkan, sebelum jatuh, pilot pesawat Hercules nahas tersebut sempat meminta kembali ke Lanud Soewondo. Sebab ada masalah di pesawat.
"Kalau pilot minta balik, jelas itu ada masalah dengan pesawat. Namun sebelum sempat balik ke Lanud Soewondo, pesawat jatuh dengan posisi terbalik," terang dia.
2. Menabrak Antena
Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Agus Supriatna mengatakan, dalam kondisi ada mesin yang mati, pesawat Hercules C-130 langsung menabrak antena di atas bangunan sekolah yang berada dekat dengan titik jatuhnya pesawat.
"Sebelum jatuh pesawat sempat menabrak tiang antena yang berada di dekat titik lokasi jatuhnya pesawat," kata Agus.
Meski demikian, Agus menegaskan, investigasi terkait jatuhnya pesawat Hercules C-130 ini masih terus berlanjut. Dia belum bisa memastikan secara pasti jatuhnya penyebab jatuhnya pesawat Hercules tersebut.
"Itu masih investigasi awal ya, belum bisa dipastikan apa penyebab jatuhnya, kemungkinan saja ada juga malfunction yang lain, sehingga bisa menyebabkan pesawat ini jatuh," tandas Agus.
Selanjutnya: Belum Terbang Tinggi.
3. Pesawat Belum Terbang Tinggi
Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Dwi Badarmanto mengatakan, pesawat Hercules kala itu memang belum terbang begitu tinggi karena baru 2 menit tinggal landas. Tidak lama kemudian, pilot menemukan masalah di mesin nomor 4 yang berada di bagian paling kanan.
Mengetahui hal itu, pilot Kapten Sandy Permana lalu meminta return to base (RTB) atau kembali ke pangkalan. Nahas, dorongan mesin tidak mampu membawa pesawatYa, lingkungan kan jadinya. Lingkungan bandara itu kan orang bangun seenaknya. Ada antena yang sekian meter tingginya. Kalau saja kita berandai ya, kalau tidak ada itu (antena), menurut pengalaman penerbang, itu bisa diselamatkan," lanjut Dwi di Lanud Halim Perdanakusuma, Kamis 2 Juli 2015. sampai ke Lanud Soewondo, sehingga harus mendarat keras di pinggir jalan. Pesawat celaka.
Selamat jalan saudaraku semoga engkau tenang di alam sana